Pages

July 9, 2017

[Review] Beautiful Mistake #Sefryana Khairil & Prisca Primasari


Judul: Beautiful Mistake
Pengarang: Sefryana Khairil & Prisca Primasari
Tahun terbit : 2012
Penerbit : Gagasmedia
Jumlah halaman : 260 halaman

Sinopsis
Mencintaimu bukanlah sesuatu yang kuharapkan terjadi. Aku tak ingin harapan datang lagi, berkunjung di hati, diam untuk beberapa waktu, lalu meninggalkanku dalam kesedihan berlipat-lipat. Aku tahu ini pasti kesalahan yang seharusnya tidak boleh terjadi. Tapi kau hanya memelukku, tanpa suara. Menggenggam tanganku erat seolah tak ingin melepasnya lagi. Dan sebelum aku berhasil menyangkal cintamu lagi, aku menyadari kau meninggalkan sesuatu di tanganku. Sesuatu yang kukenali sebagai… harapan. Dan kali ini, aku ingin menggenggamnya, memilikinya sekalipun seandainya itu salah.


Beautiful Mistake merupakan proyek Gagas Duet yang digagas oleh Gagasmedia. Novel ini berisikan dua cerita yang berbeda. Berbeda dengan novel Gagas Duet yang pernah saya baca: With You karangan Christian Simamora & Orizuka, novel ini tidak berhubungan antara cerita yang pertama dengan yang kedua. Novel ini telah terbit lima tahun yang lalu, namun saya baru berkesempatan membacanya sekarang.

Cerita yang pertama ditulis oleh Sefryana Khairil dengan judul Dreamland. Menurut saya, jika saya membaca cerita ini saat duduk di bangku SMA kala itu, tepatnya 2012, mungkin cerita ini akan menjadi menarik bagi saya. Namun, karena sekarang saya bukan lagi seorang siswa dan begitu menyadari faktor usia sungguh menentukan bacaan seseorang, saya berusaha membacanya dengan cukup cepat. Dreamland bercerita tentang Nadine seorang fotografer yang mencari harapan baru untuk hidupnya di Bali. Pada suatu ketika dia bertemu dengan seorang bartender yang bekerja di bar tersebut—Fajar namanya. Pertemuan itulah yang menghadirkan perubahan kehidupan keduanya. Tentang Nadine yang menunggu dengan sia-sia, dan Fajar yang ditinggalkan sang istri dahulunya. Sebenarnya, cerita ini menarik. Tentang dua orang yang berusaha melupakan masa lalu, dan berdamai dengan diri mereka masing-masing. Tetapi, entah kenapa saya kurang menikmatinya. Ah, kembali ke faktor usia tadi -_-.

Cerita yang kedua ditulis oleh Prisca Primasari dengan judul Chokoreto. Chokoreto merupakan nama kafe cokelat milik ayah Kai. Kai merupakan salah satu karyawan di kafe tersebut yang memecahkan gelas setiap dia merasa tergesa-gesa. Kai merasa terganggu dengan kehadiran tetangga barunya—Yuki. Dia penasaran dengan gadis itu, karena sikapnya yang introvert dan seperti anti sosial. Yuki adalah seorang penulis yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri. Dia tidak terbiasa berkomunikasi dengan orang baru, terutama berbicara di depan umum.

Saya suka dengan cerita ini. Penulis lebih fokus terhadap bagaimana Kai dan Yuki bersama-sama mewujudukan mimpi. Sebenarnya, cerita ini lebih tentang persahabatan dibanding romansa. Tetapi, antara laki-laki dan perempuan tidak ada yang namanya sahabat, benar? Penulis selalu bisa mengemas sesuatu yang berbau romansa menjadi begitu sederhana dan manis.

Tahun sebelum novel ini penulis menerbitkan Éclair: Pagi Terakhir di Rusia. Tidak mengherankan jika pada cerita kali ini unsur Rusianya masih terasa. Meskipun begitu saya menikmati dengan baik.

Cerita ini memberikan sesuatu kepada saya, bahwa semuanya butuh latihan. Saya ingat dengan Yuki yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri. Kai membantunya latihan untuk berbicara di depan umum. Saya paham, orang sukses tidak pernah berhasil tanpa latihan. Mereka-mereka yang dengan lihai menulis tentu telah melakukan latihan bepuluh-puluh kali. Mereka-mereka yang dengan gagahnya berdiri di depan orang banyak, tentu telah berlatih meredam rasa gugupnya. Saya paham, tidak ada yang mudah di dunia ini. Bahkan hanya untuk hal sederhana pun, tetap memerlukan latihan.

Terakhir, saya senang akhirnya menemukan novel ini. Saya menyadari bahwa tulisan kedua penulis ini berbeda dengan sekarang. Saya pernah membaca Tokyo dan saya tersentuh membacanya (meskipun baca sambil berdiri di toko buku :D), dan semua karya Prisca Primasari hingga saat ini menjadi candu tersendiri bagi saya. Kelam, Hangat, dan Manis. Sekarang saya menunggu Lovely Heist terbit beberapa bulan lagi. Terimakasih. Terimakasih telah berkarya.

Rating : 3/5



No comments:

Post a Comment